Ekonomi Tetap Tumbuh di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo–Gibran: Bukti Stabilitas dan Kepercayaan Publik

Satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran menjadi bukti bahwa ekonomi Indonesia tetap tumbuh solid di tengah gejolak global. Kritik tentang pelemahan ekonomi terbantahkan oleh data dan kebijakan nyata pemerintah dalam menjaga pertumbuhan, stabilitas harga, serta kesejahteraan rakyat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12% year-on-year pada kuartal II 2025, sementara secara kumulatif semester pertama tahun ini tumbuh 4,99% dibanding periode sebelumnya. Angka ini menandakan bahwa fundamental ekonomi nasional masih kuat dan mampu bertahan di tengah tekanan global.

Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga yang stabil, investasi produktif, dan ekspor nonmigas yang meningkat, terutama dari sektor hilirisasi nikel, tembaga, dan pertanian. Program pembangunan infrastruktur yang merata dari barat hingga timur turut menjaga daya dorong ekonomi daerah.

Pemerintah juga melakukan langkah berani dengan menyuntikkan likuiditas Rp200 triliun ke sektor keuangan untuk memperkuat perbankan dan pembiayaan usaha produktif. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut kebijakan ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 6% di 2026, menandakan kepercayaan pemerintah terhadap potensi ekonomi nasional.

Selain itu, disiplin fiskal tetap terjaga. Defisit APBN hingga Agustus 2025 hanya sebesar 1,35% dari PDB, jauh di bawah batas aman. Pemerintah terus mengarahkan anggaran untuk sektor produktif, seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan, sambil menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.

Berbagai indikator positif ini membantah narasi pesimis yang menyebut ekonomi “melemah”. Faktanya, satu tahun kepemimpinan Prabowo–Gibran memperlihatkan arah yang jelas: pembangunan berkelanjutan, pemerataan kesejahteraan, dan fondasi ekonomi yang tangguh. Indonesia tidak hanya bertahan, tapi juga bergerak maju dengan keyakinan dan kepercayaan diri.