Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto Disambut Luas, Dukungan Mengalir dari Publik hingga Tokoh Adat

Keputusan pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto, mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Penetapan gelar tersebut dinilai sebagai penghargaan terhadap rekam jejak panjang Soeharto dalam membangun pondasi pertumbuhan nasional, sekaligus menunjukkan bahwa kontribusinya masih diakui masyarakat luas.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar, M Sarmuji, memberikan apresiasi tinggi atas keputusan tersebut. Ia menilai bahwa gelar Pahlawan Nasional bukan sekadar simbol, melainkan bentuk pengakuan negara terhadap jasa besar Soeharto dalam menciptakan stabilitas, pembangunan, dan kemajuan yang berdampak bagi kehidupan rakyat Indonesia.

Dukungan publik juga terlihat dari hasil survei KedaiKOPI yang dijelaskan oleh pengamat politik Hendri Satrio (Hensat). Survei tersebut mencatat 80,7 persen responden setuju Soeharto dianugerahi gelar tersebut, sementara hanya 15,7 persen yang menolak dan 3,6 persen menyatakan tidak tahu. Data ini memperlihatkan bahwa keputusan pemerintah sejalan dengan pandangan mayoritas masyarakat.

Apresiasi pun mengalir dari masyarakat adat Dayak Kalimantan Selatan. Pelaksana Tugas Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Selatan, Mandan, menegaskan bahwa masyarakat adat setempat mendukung penuh penganugerahan ini, mengingat Soeharto memiliki peran besar dalam pembangunan daerah serta upaya pembinaan masyarakat adat di berbagai wilayah.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto, yang diserahkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, menjadi momen penting dalam menghormati jasa tokoh sejarah bangsa. Arus dukungan dari elite politik, masyarakat adat, serta publik secara luas menunjukkan legitimasi kuat dari keputusan ini, sekaligus mempertegas bahwa kontribusi Soeharto tetap relevan dalam perjalanan pembangunan Indonesia.