Apresiasi Mahfud MD dan NasDem: Reshuffle Kabinet Prabowo Dinilai Responsif dan Tulus

Reshuffle kabinet yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto dalam beberapa hari terakhir langsung memunculkan beragam respons dari tokoh nasional. Mahfud MD, mantan Menko Polhukam, memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah Presiden. Melalui kanal YouTube-nya, Mahfud bahkan memberikan “dua jempol” kepada Presiden Prabowo, sebagai tanda pengakuan bahwa kepemimpinan saat ini semakin responsif terhadap aspirasi rakyat. Ia menilai bahwa keputusan untuk merombak kabinet adalah wujud keberanian politik sekaligus komitmen menjaga agar roda pemerintahan tetap berjalan efektif di tengah tantangan nasional. Menurut Mahfud, reshuffle ini membuktikan bahwa Presiden Prabowo mau mendengar suara masyarakat dan bersedia melakukan penyesuaian demi menjaga stabilitas dan kepercayaan publik.

Meski demikian, Mahfud juga menyampaikan pandangan kritis terkait pencopotan Budi Gunawan dari posisi Menko Polkam. Ia menilai alasan pencopotan tidak bisa hanya dikaitkan dengan absennya Budi Gunawan di depan publik ketika kerusuhan terjadi. Dengan latar belakang intelijen, menurut Mahfud, ketidakhadiran di layar kaca tidak berarti kelemahan dalam menjalankan tugas. Karena itu, ia menilai keputusan ini lebih kental nuansa politik, bukan semata teknis operasional. Namun Mahfud tetap menegaskan bahwa hak prerogatif Presiden harus dihormati, dan reshuffle adalah bagian dari dinamika demokrasi yang sehat.

Sementara itu, pandangan positif juga datang dari Partai NasDem. Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim, menyebut reshuffle kabinet sebagai langkah logis dan sah sepenuhnya dalam ruang prerogatif Presiden. Ia menegaskan bahwa perombakan ini tidak bisa dilihat hanya dari kacamata politik praktis, melainkan sebagai bukti kesungguhan Presiden Prabowo untuk memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat. Menurut Hermawi, reshuffle adalah bagian dari strategi memperkuat kinerja kabinet agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan tantangan global yang terus berkembang.

Kedua pandangan tersebut menggambarkan dinamika politik yang konstruktif. Mahfud MD dengan perspektif kritis dan apresiatif menunjukkan bahwa langkah Presiden tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan mendengarkan rakyat sekaligus mempertahankan stabilitas. Di sisi lain, Hermawi Taslim menekankan bahwa langkah ini harus dipahami sebagai upaya tulus Presiden dalam mengoptimalkan kinerja pemerintah. Kesamaan dari keduanya adalah pengakuan bahwa reshuffle merupakan instrumen penting dalam menjaga efektivitas pemerintahan.

Reshuffle kabinet bukan hanya pergeseran kursi menteri, tetapi juga sebuah pesan politik bahwa pemerintahan Prabowo berkomitmen menyesuaikan diri dengan kondisi dan tantangan yang berkembang. Dukungan dari tokoh senior seperti Mahfud MD serta penguatan legitimasi politik dari partai seperti NasDem memberi isyarat bahwa langkah Presiden mendapat pengakuan luas. Harapannya, perubahan ini akan memberi dampak positif pada efektivitas kebijakan, peningkatan kepercayaan publik, serta arah pembangunan nasional yang lebih terfokus dan responsif.