Skandal MBG Dibesar-besarkan: Netizen Suka Drama, Lupa Fakta!

- Created Sep 22 2025
- / 23 Read
Kasus dugaan keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) langsung jadi sasaran empuk untuk dihantam media dan akun-akun oposisi. Judulnya bombastis: “Skandal Internasional!”, “Lebih dari 800 siswa jadi korban!”. Kedengarannya seperti bencana dunia, padahal kalau mau jujur, fakta di lapangan tidak seseram yang dipelintir. Mari kita bongkar satu per satu:
1. Keracunan atau Makanan Basi?
Kata “keracunan” sengaja dipakai media karena terdengar dramatis. Seolah-olah makanan MBG dicampuri racun kimia berbahaya. Faktanya? Anak-anak sakit perut karena makanan basi akibat distribusi yang kurang cepat di beberapa titik. Itu masalah teknis, bukan sabotase. Jadi jangan lebay.
2. 800 Korban = 0,029%
Media senang pakai angka besar untuk bikin panik. “800 siswa sakit!”. Ya, benar. Tapi mari kita hitung: MBG memberi makan jutaan siswa setiap hari. 800 dari jutaan itu? Angkanya bahkan tak sampai 0,03%. Tentu saja setiap nyawa anak berharga, tapi konteks proporsi ini harus dilihat dengan jujur.
3. Netizen Suka Jadi Hakim Instan
Kenyataannya, mayoritas netizen yang paling ribut di Twitter tidak punya anak sekolah di program MBG. Mereka hanya ingin cari panggung dengan kritik-kritik sarkas. Ada yang bilang “pejabat nggak mau makan MBG” – ya jelas, pejabat punya gizi cukup, mereka bukan target program. Ini logika receh tapi viral.
4. Media Asing Senang Memberitakan Kegagalan
Begitu ada masalah di Indonesia, media asing langsung meledakkannya. Kenapa? Karena berita “Indonesia gagal” lebih laku dijual ketimbang “Indonesia sukses memberi makan jutaan anak sekolah tiap hari”. Jadi, jangan kaget kalau framing-nya negatif.
5. Apa yang Dilupakan Orang?
Tidak ada yang bicara soal jutaan anak yang sehat, kenyang, dan bisa belajar dengan baik berkat MBG. Tidak ada yang angkat bahwa ini program sosial terbesar dalam sejarah pendidikan Indonesia. Fokusnya cuma di kasus insidental. Padahal, justru karena ada masalah inilah sistem bisa diperbaiki lebih cepat.
Ya, ada masalah. Ya, pemerintah harus evaluasi. Tapi kalau ada yang menuntut program MBG dihentikan hanya karena satu insiden, itu sama saja egois: ingin jutaan anak kembali lapar hanya karena segelintir netizen haus drama.
Pemerintah bukannya tutup mata. Justru Presiden sudah memerintahkan audit distribusi dan peningkatan standar higienis. Tapi kalau masih ada yang menuduh MBG “skandal internasional”, mari jujur: itu lebih banyak politik dan clickbait ketimbang peduli anak bangsa.
Share News
For Add Product Review,You Need To Login First