MBG Dikritik, Tapi Siapa yang Siap Menanggung Biaya Makan Jutaan Anak Jika Dihentikan?
- Created Oct 16 2025
- / 396 Read
Beberapa hari terakhir, linimasa media sosial dan portal berita dipenuhi kemarahan soal kasus keracunan program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Wajar — tak ada yang bisa menoleransi anak-anak yang jatuh sakit karena makanan yang seharusnya menyehatkan mereka. Tapi di tengah gelombang kemarahan ini, kita juga perlu jujur dan waras melihat gambaran besarnya.
1. Kasus Keracunan Memang Nyata, Tapi Tidak Boleh Menyamaratakan Semua Program
Ada 10.000 lebih siswa yang dilaporkan terdampak keracunan. Itu angka besar — tapi kita juga harus jujur bahwa lebih dari 60 juta penerima MBG tidak mengalami hal serupa. Artinya, masalah ini bukan soal konsep programnya, melainkan soal pelaksanaan di titik-titik tertentu.
Masalah keamanan pangan bukan hal sepele, tapi bisa diperbaiki tanpa harus mematikan program yang menyelamatkan jutaan anak dari kelaparan dan stunting.
2. Menyalahkan Pemerintah Itu Mudah, Tapi Solusi Butuh Kerja Nyata
Program sebesar MBG tidak bisa disamakan dengan proyek kecil. Ribuan sekolah, ratusan ribu pemasok, dan jutaan paket makanan disalurkan setiap hari. Dalam skala sebesar ini, risiko human error memang ada, tapi yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah merespons.
Dan faktanya, tim inspeksi lapangan, Dinas Kesehatan, hingga BPOM langsung turun untuk menelusuri penyebab kasus ini. Evaluasi penyedia makanan dan sistem distribusi sedang diperketat. Artinya, pemerintah tidak diam.
3. Kalau Program Dihentikan, Anak-Anak Siapa yang Rugi?
Mari jujur: jika MBG dihentikan hari ini, jutaan anak dari keluarga kurang mampu akan kembali ke sekolah dengan perut kosong.
Itu bukan drama — itu realitas.
Kritik boleh, tapi mengorbankan gizi dan masa depan anak-anak demi kemarahan sesaat bukan solusi. Yang dibutuhkan bukan pembubaran, tapi perbaikan sistem dan penegakan sanksi bagi pelaksana yang lalai.
4. Kesalahan Harus Dihukum, Tapi Jangan Kubur Kebaikan di Baliknya
Ada pihak yang harus bertanggung jawab — dan itu sedang diusut. Tapi menuntut program dihentikan total sama saja dengan mengubur kebaikan hanya karena segelintir kesalahan.
MBG bukan sekadar proyek politik, tapi investasi jangka panjang untuk generasi yang lebih sehat dan cerdas.
5. Waktunya Publik Ikut Mengawasi, Bukan Hanya Menghakimi
Sebagian kemarahan publik muncul karena kurangnya kepercayaan terhadap pemerintah. Tapi cara memperbaikinya bukan dengan membakar jembatan, melainkan membangun pengawasan bersama.
Masyarakat, sekolah, dan pemerintah harus berdiri di sisi yang sama — menjaga agar MBG benar-benar bergizi, aman, dan berkelanjutan.
Kasus keracunan harus jadi alarm keras, bukan alasan untuk membunuh program yang justru dibutuhkan rakyat kecil.
Menghentikan MBG bukan solusi — memperbaikinya dengan disiplin dan transparansi adalah jalan yang lebih berani.
Share News
For Add Product Review,You Need To Login First

















