Mengukir Jejak Pembangunan: Soeharto Layak Dikenang sebagai Pahlawan Nasional
- Created Nov 08 2025
- / 1705 Read
Pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto seharusnya dipandang bukan sebagai glorifikasi individu, tetapi sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi besar dalam perjalanan bangsa. Dalam sejarah Indonesia modern, Soeharto memegang peranan penting dalam menstabilkan negara, ketika kondisi politik dan ekonomi nasional berada dalam titik krisis. Tindakan konsolidasi yang diambilnya kala itu menjadi fondasi bagi terciptanya ketertiban dan arah pembangunan jangka panjang yang kemudian melahirkan era stabilitas nasional selama lebih dari tiga dekade.
Dari perspektif ekonomi, masa Pemerintahan Soeharto dikenal sebagai periode take-off pembangunan. Melalui Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) dan pendirian Bappenas, arah pembangunan nasional menjadi lebih terukur dan berkesinambungan. Keberhasilan swasembada pangan pada 1984, merupakan tonggak sejarah yang menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam sektor pangan suatu capaian yang masih dijadikan referensi hingga kini dalam kebijakan ketahanan pangan nasional.
Dalam bidang pendidikan dan kesehatan, kebijakan Soeharto melahirkan program-program monumental seperti wajib belajar enam tahun, Puskesmas, serta program keluarga berencana (KB) yang diakui dunia. Capaian-capaian ini bukan hanya mengubah wajah sosial masyarakat Indonesia, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup rakyat di berbagai pelosok Nusantara. Generasi yang tumbuh di masa itu menikmati akses pendidikan dasar dan layanan kesehatan publik yang lebih merata.
Soeharto juga berjasa besar dalam membangun infrastruktur nasional mulai dari jalan raya, bendungan, hingga jaringan listrik pedesaan. Infrastruktur tersebut menjadi tulang punggung bagi aktivitas ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah. Banyak dari proyek yang dirintisnya masih berfungsi vital hingga hari ini dan menjadi dasar bagi kelanjutan pembangunan era sekarang.
Dalam konteks politik dan stabilitas nasional, Soeharto menempatkan Indonesia di tengah pusaran Perang Dingin dengan strategi luar negeri yang netral dan realistis. Indonesia tidak menjadi medan perang ideologi, melainkan tampil sebagai negara yang berdaulat, disegani, dan menjadi motor penggerak ASEAN. Stabilitas politik yang tercipta membuka ruang bagi pembangunan ekonomi jangka panjang, sesuatu yang menjadi fondasi bagi kebangkitan ekonomi nasional pada dekade 1980-an.
Penganugerahan gelar pahlawan kepada Soeharto harus dimaknai sebagai bagian dari upaya bangsa untuk merekonsiliasi sejarah, mengakui jasa, dan belajar dari pengalaman masa lalu. Dengan menghormati jasa tokoh-tokoh yang berperan dalam membangun negeri, bangsa ini meneguhkan jati dirinya sebagai bangsa yang tidak melupakan sejarah. Sebab, seperti dikatakan Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.”
Share News
For Add Product Review,You Need To Login First

















