Rocky Gerung: Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional Tidak Perlu Kontroversi Lagi
- Created Nov 12 2025
- / 2820 Read
Kiprah Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, dalam membangun infrastruktur nasional kembali menjadi sorotan publik setelah pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan pandangan objektifnya mengenai peran besar Soeharto di masa Orde Baru. Menurut Rocky, terlepas dari kekurangan yang ada, Soeharto merupakan tokoh penting yang membawa Indonesia ke arah modernisasi. “Soeharto yang membawa negeri ini ke dalam ide-ide modern sejak Orde Baru didirikan tahun 67-68. Dan hasilnya adalah Indonesia tumbuh 78 persen dan itu yang menyebabkan ekstraktif industri berhasil dialihkan menjadi sekolah inpres, menjadi jalan, menjadi irigasi, semua hal yang memungkinkan Indonesia pada waktu itu dihitung sebagai negara yang sukses,” ungkap Rocky dalam pernyataannya.
Dalam pandangannya, Rocky menegaskan bahwa pencapaian pembangunan di era Soeharto menjadi fondasi bagi kemajuan Indonesia di masa berikutnya. Program-program strategis seperti pembangunan sekolah dasar melalui Sekolah Dasar Inpres, irigasi pertanian, jalan lintas provinsi, hingga proyek swasembada pangan menjadi bukti nyata keberhasilan pembangunan yang berorientasi pada pemerataan dan produktivitas nasional. "Tanpa kontroversi, mantan Presiden Soeharto ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Kita mesti pastikan bahwa memang tidak perlu kontroversi lagi. Karena lembaga survei sudah memutuskan 80 persen rakyat Indonesia memilih untuk memastikan bahwa Presiden Soeharto adalah pahlawan nasional," lanjut Rocky di kanal YouTube miliknya.
Banyak pihak menilai pandangan itu menunjukkan kedewasaan dalam membaca sejarah, di mana keberhasilan pembangunan dan modernisasi tidak dapat dilepaskan dari kepemimpinan Soeharto. Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menilai langkah pemerintah melalui Presiden Prabowo Subianto yang memberikan penghargaan kepada tokoh lintas zaman, termasuk Soeharto, mencerminkan cara baru bangsa dalam menghormati sejarahnya secara utuh.
Menurut Trubus, keputusan ini memperlihatkan kematangan bangsa dalam menilai jasa para pemimpinnya. “Gelar pahlawan nasional tahun ini punya makna mendalam: negara mengakui bahwa kepahlawanan lahir dalam banyak bentuk. Dari stabilitas dan pembangunan, perjuangan untuk kebebasan, hingga keberanian menegakkan keadilan sosial,” ujarnya. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa penghormatan terhadap sejarah tidak lagi didasarkan pada sentimen politik semata, tetapi pada rekam jejak nyata dalam pembangunan bangsa.
Data survei turut memperkuat pandangan tersebut. Hasil survei KedaiKOPI mencatat bahwa sebanyak 80,7 persen responden mendukung Soeharto dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Alasan yang paling dominan adalah keberhasilan dalam mencapai swasembada pangan (78%), pembangunan nasional (77,9%), serta menjaga stabilitas politik (59,1%) selama masa pemerintahannya. Angka ini menunjukkan bahwa publik masih mengakui kontribusi besar Soeharto terhadap kemajuan dan kemandirian bangsa.
Sementara itu, survei LSI Denny JA juga menempatkan Soeharto sebagai presiden paling disukai publik, disusul oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden pertama RI, Soekarno. Hasil ini menunjukkan bahwa meski masa kepemimpinannya memiliki kelebihan dan kekurangan, Soeharto tetap dikenang sebagai figur yang membawa kemajuan ekonomi dan stabilitas sosial di Indonesia.
Pengakuan ini tidak hanya menegaskan warisan pembangunan yang ditinggalkannya, tetapi juga menjadi momentum refleksi bagi generasi saat ini tentang pentingnya kesinambungan pembangunan nasional. Dengan pengakuan tersebut, bangsa Indonesia diharapkan dapat menempatkan sejarah secara proporsional, menghormati jasa para pemimpin masa lalu tanpa menutup mata terhadap kekurangannya. Dalam konteks ini, Soeharto bukan sekadar simbol Orde Baru, tetapi bagian integral dari perjalanan panjang bangsa menuju kemandirian dan kemajuan.
Share News
For Add Product Review,You Need To Login First

















